Sedangkanjasa lingkungan di wilayah pesisir dan laut antara lain: pariwisata bahari, transportasi laut. Pada waktu lampau sumberdaya ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh Pemerintah Daerah, karena kewenangan pengelolaannya ada di Pemerintah Pusat, sehingga setiap kali Pemerintah Daerah mengajukan anggaran ke DPRD
- Wilayah Indonesia didominasi perairan yang kaya akan sumber daya alam. Dengan potensi yang dimilikinya ini, Indonesia bisa mengembangkan dua sektor penting, yakni ekonomi kelautan dan ekonomi kedua istilah itu terdengar sama. Namun bila ditelusur lebih jauh, ekonomi kelautan dan ekonomi maritim itu berbeda. Pengertian ekonomi kelautan dan ekonomi maritim Menurut Achmad Taufiqoerrochman dalam buku Kepemimpinan Maritim, Sebuah Memoar 2019, ekonomi kelautan adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan di wilayah pesisir, lautan, dan daratan. Kegiatan ekonomi tersebut menggunakan sumber daya alam serta jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang serta itu, dikutip dari buku Study Ekonomi Maritim 2020 karangan Akhirman, ekonomi maritim adalah kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan Transportasi laut Pembangunan serta pengoperasian pelabuhan Tempat pembuatan dan perawatan perahu atau kapal. Baca juga Pengertian Pelaku Ekonomi dan Tugasnya Bedanya ekonomi kelautan dan ekonomi maritim Meski merupakan kegiatan ekonomi yang sangat berperan penting bagi Indonesia, ekonomi kelautan dan ekonomi maritim memiliki beberapa perbedaan. Jelaskan perbedaan ekonomi kelautan dan ekonomi maritim! Perbedaan ekonomi kelautan dan ekonomi maritim adalah kegiatan dan tujuannya. Ekonomi kelautan berfokus pada pengelolaan sumber daya alam yang ada di wilayah pesisir, laut, maupun daratan.
Padahalpotensi kekayaan maritim tidak sampai di situ saja, terdapat potensi ekonomi pariwisata bahari, jasa perhubungan, serta energi minyak dan gas bumi. Meningkatnya ekonomi maritim menjadi salah satu goal yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia, peningkatan tersebut dapat tercermin dari potensi wisata bahari yang dimiliki.
Indonesia memiliki kekayaan sumber daya laut yang luar biasa besar. Tetapi, sayangnya, kekayaan itu masih sebatas potensi yang sering diwacanakan, tapi jarang dikelola secara benar untuk memberikan keuntungan bagi bangsa. Jasa kargo pelayaran laut misalnya, wilayah peraraian Indonesia masih sangat didominasi oleh kapal-kapal kargo berbendera asing. Sumber daya perikanan pun sering dicuri oleh kapal nelayan asing. Mereka bisa bebas wara-wiri tanpa terdeteksi secara sempurna. Kejaksaan Agung menyebutkan, nilai kerugian negara akibat kegiatan illegal fishing, unreported, dan unregulated IUU setiap tahun mencapai Rp 3 triliun, tapi tanpa ada upaya terencana meminimalisasinya. Demikian pula benda berharga asal muatan kapal yang tenggelam BMKT, yang memiliki nilai ekonomis, historis, budaya, dan ilmu pengetahuan. Itu tak kuasa untuk mengelolanya. Padahal, situs pengangkatan BMKT dapat pula dikembangkan untuk pengembangan kepentingan wisata bahari. Potensi pengelolaan jasa-jasa kelautan dan kemaritiman itu, kembali digagas, untuk diangkat ke permukaan dalam sebuah lokakarya, berlangsung di Jakarta 19-20 Juni lalu. Lokakarya dihadiri dua orang anggota Kabinet Indonesia Bersatu, yaitu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi, diikuti oleh 175 orang peserta pakar dan praktisi kelautan dan kemaritiman, serta instansi pemerintah pusat dan daerah, lembaga swadaya masyarakat, mahasiswa, dan media massa. Materi yang dibahas bertemakan industri maritim, perikanan, wisata bahari, energi dan sumber daya mineral, bangunan laut, reklamasi, hingga BMKT. Dilihat dari tema dan profil peserta, hasil lokakarya diharapkan dapat menjadi cetak biru pembangunan pengelolan jasa-jasa kelautan dan kemaritiman secara terpadu. Mendukung Perekonomian Masa Depan Sebagai contoh, jasa energi kelautan, deep sea water, mineral nonkonvensional bawah laut, sampai saat ini masih dalam tataran penelitian dasar. Kecuali energi gelombang tipe Oscilating Water Column OWC, kini tahapannya sudah pada pengembangan oleh BPPT di Baron, Yogyakarta. Doktor Subandono, ketua tim perumus lokakarya menyebutkan, pengembangan pemanfaatan sumber daya deep sea water perlu dipersiapkan opsi skala pengembangan yang sesuai dalam mendukung industri perikanan, makanan, farmasi dan lain-lain. Menurutnya, sumber daya mineral-mineral dasar samudera dan laut dalam mempunyai potensi untuk mendukung perekonomian dan industri di masa depan. Laut Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tak ternilai harganya. Sambil memerhatikan aspek kelestarian, pengembangan industri bioteknologi di bidang keanekaragaman hayati masih pada tahap implementasi yang terbatas. Karena itu, kata Subandono, diperlukan percepatan dan perluasan implementasi serta koordinasi antar-lembaga terkait dengan memberikan payung hukum yang jelas untuknya. Ironi lain profil bangsa bahari Indonesia adalah dalam hal penyediaan kebutuhan garam nasional yang masih belum dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Pasalnya, produk garam nasional dihasilkan oleh petambak garam rakyat dengan kualitas rendah, harga jualnya pun sangat rendah serta berdaya saing rendah terhadap garam impor. Karena investasi usaha garam masih kurang menarik, perlu dikembangkan usaha terpadu dengan produk terkait lainnya. Dalam hal potensi jasa pelayaran dan kemaritiman, peserta lokakarya sepakat untuk mengembangkan pola tatanan sistem transportasi yang handal, aman, dan efisien dengan memperhatikan beban jaringan. Berdasarkan peraturan IMO International Maritime Organization yang mulai berlaku efektif tahun 2015, hingga tahun 2010 dibutuhkan pengadaan kapal tanker double hull secara besar-besaran sekitar 150 juta ton deadweight, untuk menggantikan kapal yang single hull. Juga akan digantikan kapal-kapal bulk carrier dengan double skin bulk carrier. Kenaikan harga minyak turut meningkatkan permintaan akan bangunan lepas pantai. Akibat lainnya, seluruh galangan kapal di dunia sudah full boooked. Kecenderungan ini harus pula diantisipasi supaya bisa meningkatkan devisa. Wisata bahari juga adalah potensi yang dimiliki setiap negara kepulauan, termasuk Indonesia. Pengembangannya sudah pada tahap implementasi. Yang diperlukan kini adalah pengintegrasian dengan sektor lain serta memberikan dasar pengelolaan supaya wisata pantai dan bahari berwawasan lingkungan. Potensi sumber daya kelautan lain adalah reklamasi wilayah pesisir. Pasca persetujuan pembentukan Undang-Undang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil PWP3K, yang telah disetujui dalam rapat paripurna DPR pada hari Selasa 26/6, kegiatan reklamasi dimaksudkan untuk meningkatkan manfaat sumber daya lahan dan perairan ditinjau dari sudut lingkungan dan ekonomi, yang dilakukan dengan cara pengurugan dan pengeringan lahan atau drainase. Kata Subandono, reklamasi pantai harus bertujuan untuk memenuhi kebutuhan lahan, menata ulang kawasan pantai dan rehabilitasi lingkungan, yang pada akhirnya harus dilakukan dalam rangka meningkatkan manfaat wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Menurutnya, reklamasi pantai harus disertai dengan kajian ekologi dan sosial untuk memperkecil dampak negatif terhadap lingkungan. HT Berita Indonesia 42 // Filed under Pengawasan Jasa Kelautan, Pengawasan Pasir Laut dan SDNH Tagged bmkt, jasa kelautan, pasir laut
Menjualaksesoris, makanan, atau mainan bagi hewan peliharaan pun bisa kamu coba. Peuang dapat bersumber dari berbagai macam hal, diantaranya yaitu : Peluang Usaha Pengertian Ciri Faktor Sumber Contohnya Demikian beberapa contoh usaha kecil yang bisa anda jalankan. Peluang usaha bisa berasal dari lingkungan sebutkan dan berikan contoh.
Penguatan ekonomi maritim dan agrikultur di Indonesia adalah dua hal yang penting untuk terus dilakukan. Hal tersebut karena sudah jelas berdasarkan wawasan nusantara kita adalah negara kepulauan yang memiliki banyak lautan dan bertanah subur yang disebabkan oleh banyaknya gunung api. Oleh karena itu memahami dua sektor penting ini akan memberikan kontribusi besar bagi pengembangan bangsa secara utuh. Sebelum membahas penguatan ekonomi maritim, ada baiknya kita memahami apa yang dimaksud dengan ekonomi maritim dan kelautan terlebih dahulu. Berikut adalah pembahasannya. Ekonomi Maritim dan Kelautan Ekonomi maritim atau maritime economy adalah kegiatan ekonomi yang mencakup transportasi laut, industri galangan kapal dan perawatannya, pembangunan dan pengoperasian pelabuhan beserta industri dan jasa terkait. Contohnya adalah jasa penyeberangan antarpulau menggunakan kapal laut, dan usaha pembuatan kapal hingga perawatannya. Sementara itu, ekonomi kelautan atau marine economy adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan di wilayah pesisir dan lautan serta di darat yang menggunakan sumber daya alam SDA dan jasa-jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa. Contohnya adalah nelayan yang mencari ikan, pengawetan ikan di pantai, dan usaha budidaya rumput laut. Penguatan ekonomi maritim di Indonesia dapat memperkuat komoditas ekspor yang kita miliki. Sebab sektor ini merupakan salah satu penghasil komoditas unggulan di Indonesia. Menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 167 upaya peningkatan ekonomi maritim meliputi mengenali potensi maritim Indonesia, hambatan pembangunan ekonomi maritim, dan upaya pengembangan ekonomi maritim Indonesia. Potensi Ekonomi Maritim Indonesia Sekitar 75% dari total wilayah Indonesia terdiri dari wilayah lautan. Berdasarkan Statistik Perikanan Tahun 2012 dari Food and Agriculture Organization FAO, Indonesia merupakan negara peringkat kedua dalam produksi perikanan tangkap. Indonesia juga merupakan negara kedua dalam hal banyaknya jumlah kapal yang dimiliki setelah Tiongkok. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan 2010, terdapat 108 kawasan konservasi perairan dengan luas 15,78 juta ha, yang diharapkan dapat meningkat menjadi 20 juta ha pada tahun 2020. Beberapa daerah memiliki keindahan bawah laut yang sudah sangat mendunia dan menjadi spot menyelam yang wajib dikunjungi para penyelam divers, seperti Bunaken Sulawesi Utara, Raja Ampat Papua Barat, Labuan Bajo, dan Wakatobi. Dengan kekayaan laut yang sangat banyak, ironisnya pembangunan ekonomi nasional masih belum memberikan dampak positif yang kuat terhadap kesejahteraan masyarakat. Gambaran nyata kondisi ini sejalan dengan pengelolaan sektor kelautan belum digarap dengan penuh perhatian dan kemauan. Hal ini terlihat pada potret sebagian besar nelayan Indonesia yang masih bergelut dengan kemiskinan, padahal produksi perikanan terus meningkat. Daya saing domestik yang lemah menyebabkan kegiatan pengangkutan transportasi laut maupun eksploitasi sumber daya mineral di wilayah perairan nasional masih lebih banyak dilakukan oleh pihak asing. Upaya Peningkatan Ekonomi Maritim Lalu apa yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan potensi ekonomi maritim di Indonesia? Salah satunya adalah dengan menelaah kegiatan ekonomi yang tengah terjadi dan mencari tahu penyebabnya. Pandangan ekonomi paling sederhana memberikan tuntunan tentang bagaimana suatu perkonomian dapat bekerja dengan baik dari tiga kondisi dasar dalam bentuk pertanyaan, yaitu Apa yang harus diproduksi? Bagaimana berproduksi? dan Untuk siapa diproduksi? Jawaban dari kombinasi ketiga pertanyaan tersebut dapat dikaitkan dengan kemampuan Indonesia sebagai negara kepulauan, terutama membahas apakah pembangunan yang dilakukan telah menempatkan sektor kelautan sebagai modal pembangunan yang unggul. Produksi sektor kelautan secara kuantitatif barangkali tidak mengalami masalah walaupun seringkali terdapat kesenjangan antara potensi dan realisasi. Kekalahan dalam kompetisi ekonomi berbasis maritim juga terjadi di sektor industri dan jasa kelautan mulai dari hulu maupun hilir. Pengembangan dan peningkatan ekonomi maritim diharapkan mampu memenuhi harapan yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan memaksimalkan potensinya yang sebenarnya sangat kaya. Kondisi Ekonomi Maritim di Indonesia dan Negara-Negara ASEAN Sebelumnya telah dipaparkan bahwa ironisnya kondisi ekonomi maritim dan kelautan di Indonesia masih belum maksimal. Keprihatinan terhadap sektor kelautan Indonesia mengharuskan adanya kebijakan strategis untuk mempercepat pengembangan keunggulan di berbagai sub-sektor kelautan. Pembangunan ekonomi maritim harus mampu menjadikan kekayaan potensi kemaritiman sebagai landasan untuk mengadakan ketersediaan infrastruktur yang berkualitas. Dengan demikian, iklim bisnis dan investasi maritim yang baik akan berkembang. Pembangunan ekonomi maritim akan membawa industri pada kebutuhan akan sumber daya manusia kemaritiman dan inovasi teknologi yang berbasis pada pendidikan kemaritiman yang unggul dan modern. Ya, Iptek memang sangat mempengaruhi bidang ini pula. Jika proses di atas dapat berlangsung, maka pembangunan ekonomi maritim dipastikan akan dapat membawa masyarakat ke arah kemakmuran. Menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 172 pembangunan di bidang kelautan Indonesia diarahkan untuk mencapai empat tujuan, yakni Pertumbuhan ekonomi tinggi secara berkelanjutan. Peningkatan kesejahteraan seluruh pelaku usaha, khususnya para nelayan, pembudidaya ikan, dan masyarakat kelautan lainnya yang berskala kecil. Terpeliharanya kelestarian lingkungan dan sumber daya kelautan. Menjadikan laut sebagai pemersatu dan tegaknya kedaulatan bangsa. Selanjutnya, kondisi ekonomi maritim dapat dilihat dari berbagai subsektornya. Berikut adalah kondisi ekonomi maritim di Indonesia dilihat dari berbagai sektornya. Sektor Pelayaran Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, industri pelayaran merupakan infrastruktur dan tulang punggung kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun dalam realita, industri pelayaran nasional saat ini dalam kondisi belum begitu baik. Ditinjau dari segi daya saing, pangsa muatan armada kapal nasional masih tergolong rendah. Industri galangan kapal, yang sebenarnya sangat strategis karena mempunyai rantai hulu-hilir yang panjang, hingga saat ini belum berkembang. Sistem pelabuhan di Indonesia saat ini hanya berperan sebagai cabang atau ranting dari Singapura atau pelabuhan luar negeri lainnya. Pelayanannya masih belum efisien dan belum produktif. Daya saing sumber daya manusia di sektor pelayaran masih relatif rendah. Sektor Perikanan Potensi sektor perikanan Indonesia sangat besar dan sepantasnya Indonesia menjadi negara industri perikanan terbesar di Asia. Namun demikian, kontribusi sektor perikanan terhadap pendapatan nasional masih rendah. Pertambahan kawasan budidaya perikanan pun masih sangat kurang. Sektor Pariwisata Bahari Pengembangan pariwisata bahari diyakini dapat dapat menghasilkan efek berganda multiplier effect yang dapat menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta mendatangkan wisatawan yang berasal dari luar negeri devisa. Selain itu, pengembangan pariwisata bahari mempunyai dampak positif untuk tumbuh-bangkitnya jiwa dan budaya bahari. Hal tersebut dapat memberikan efek berganda dalam mendorong terwujudnya negara maritim yang tangguh. Namun lagi-lagi sayangnya, hingga saat ini pariwisata bahari belum berkembang dengan optimal di Indonesia. Sementara itu ekonomi maritim di wilayah Asia Tenggara dalam kurun waktu 10-15 tahun terakhir telah mengalami perubahan yang sangat mendasar. Keadaan ini tidak terlepas dari pengaruh lingkungan strategis dimana fenomena maritim dunia telah muncul dan menjadi tantangan nyata bagi negara-negara, khususnya negara yang memiliki wilayah teritorial berupa laut. Kawasan Asia tenggara lebih banyak dibatasi oleh wilayah perairan, di mana batas negaranya pun masih saling tumpang tindih dengan negara lain. Laut merupakan tempat penggalian sumber daya alam yang dapat digunakan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perikanan merupakan sektor ekonomi andalan di negara ASEAN. Strategi dan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Maritim di Indonesia Strategi dan kebijakan pengembangan ekonomi maritim di Indonesia sangat diperlukan mengingat besarnya potensi ekonomi maritim yang kita miliki. Pada tahun 2014, kontribusi seluruh sektor kelautan terhadap Produk Domestik Bruto PDB hanya sekitar 20%. Padahal, negara-negara dengan potensi kekayaan laut yang lebih kecil daripada Indonesia, seperti Islandia, Norwegia, Jepang, Korea Selatan, Thailand dan Tiongkok, yang kontribusi bidang kelautannya rata-rata sudah di atas 30 persen PDB. Beberapa strategi kebijakan pengembangan ekonomi maritim di Indonesia meliputi beberapa hal di bawah ini. Pembangunan Berbasis Kelautan Kebangkitan ekonomi kelautan Indonesia ditandai dengan perubahan paradigma pembangunan nasional, dari pembangunan berbasis daratan land-based development menjadi pembangunan berbasis kelautan ocean-based development. Hal ini akan memacu berbagai produk kebijakan publik, infrastruktur, dan sumber daya finansial yang terintegrasi menunjang pembangunan kelautan. Melalui perubahan basis pembangunan dari basis daratan ke lautan, maka pelabuhan, armada pelayaran transportasi laut akan lebih maju dan efisien. Semua produk dari pertanian tanaman pangan, hortikultur, perkebunan, kehutanan, peternakan, bahan tambang, dan mineral, dan manufaktur akan lebih berdaya saing karena biaya logistik akan lebih murah dan pergerakan barang lebih cepat. ASEAN Connectivity Bentuk kebijakan lain di bidang ekonomi maritim adalah dalam menyambut ASEAN Connectivity, Indonesia menyiapkan lima pelabuhan besar. Lima pelabuhan yang dimaksud adalah Pelabuhan Belawan di Sumatra Utara, Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, serta pelabuhan-pelabuhan di Surabaya, Makassar, dan Kalimantan. Dari 47 pelabuhan yang akan dikembangkan di ASEAN, 14 di antaranya ada di Indonesia. Indonesia sebetulnya sangat berkepentingan untuk proyek-proyek sea transportation ini. Investasi pihak swasta dibutuhkan dalam proyek-proyek ASEAN Connectivity ini, khususnya pada infrastruktur transportasi. Mengingat biaya yang dibutuhkan tidaklah murah. Persiapan Kerangka Regulasi Selain itu, dalam pengembangan ekonomi maritim, juga telah disiapkan kerangka regulasi yang sesuai dengan semua pihak. Hal ini karena regulasi tiap negara di ASEAN sangat berbeda-beda, maka diperlukan harmonisasi regulasi. Menjelang pemberlakuan MEA, mengatasi masalah sektor perikanan menjadi sebuah keharusan. Kendala kita menghadapi MEA sekarang ini sesungguhnya bukan pada aspek perikanan itu sendiri tetapi lebih kepada aspek pemberdayaan terutama pemberdayaan nelayan karena nelayan sebagai pelaku utama perikanan. Jika nelayan tidak juga beranjak dari kemiskinan, maka produktivitas menangkap ikan menurun, dampaknya pendapatan negara dari sektor ini juga akan turun. Penguatan Agrikultur di Indonesia Ekonomi agrikultur adalah upaya peningkatan perekonomian dengan memberdayakan sektor pertanian. Agrikultur merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, sumber energi, atau untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam agrikultur biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman, bercocok tanam, atau pembesaran hewan ternak. Padahal, sebetulnya agrikultur juga dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan. Potensi Agrikultur di Indonesia Indonesia sebagai salah satu negara yang termasuk dalam wilayah tropis memiliki potensi pertanian yang sangat baik. Salah satu produk pertanian Indonesia yang berpotensi menjadi andalan adalah produk pertanian segar dalam bentuk buahbuahan dan sayuran. Produk lain yang turut menjadi andalan adalah rempah-rempah dan Bahan Bakar Nabati BBN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang banyak untuk produk pertanian. Di sektor pertanian, Indonesia memiliki beragam jenis tanaman. Hal ini didukung kondisi iklim tropis. Di bidang tanaman pangan, Indonesia memiliki tanaman unggul, seperti padi, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, dan berbagai varietas yang lain. Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan signifikan bagi perekonomian Indonesia. Sektor pertanian menyerap dari total angkatan kerja di Indonesia dan menyumbang bagi pendapatan nasional Indonesia BPS 2012. Fakta tersebut menguatkan pertanian sebagai megasektor yang sangat vital bagi perekonomian Indonesia. Peran Agrikultur di Indonesia Hingga kini, sebagian besar masyarakat Indonesia bermatapencaharian sebagai petani. Oleh karena itu pertanian atau agrikultur merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia. Sektor ini merupakan sektor penting untuk menyumbang hampir setengah dari perekonomian. Selain itu, agrikultur juga berperan sebagai penghasil devisa negara melalui ekspor. Pembangunan sektor agrikultur Indonesia sampai saat ini masih belum dapat memberikan sumbangan yang tinggi jika dilihat dari tingkat kesejahteraan pelaku sektor dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan agrikultur di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 177 Pembangunan agrikultur atau pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting sebagai berikut potensi sumber daya alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Hambatan Pengembangan Agrikultur di Indonesia Potensi pertanian Indonesia besar, namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar petani kita masih banyak yang tergolong miskin. Hal tersebut terjadi tidak lepas dari hambatan yang ada. Menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 177 hambatan pengembangan agrikultur di Indonesia, antara lain sebagai berikut. Skala usaha pertanian pada umumnya relatif kecil; Modal yang terbatas; Penggunaan teknologi yang masih sederhana; Sangat bergantung dan dipengaruhi musim; Pada umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga; Akses terhadap kredit, teknologi, dan pasar masih rendah; Pasar hasil pertanian sebagian besar dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga akan merugikan petani; Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian; Kurangnya penyediaan benih yang bermutu bagi petani. Strategi Pengembangan Agrikultur di Indonesia Tentunya pengembangan agrikultur membutuhkan strategi yang tepat agar bisa terwujud dengan baik. Beberapa strategi yang dapat dilakukan pemerintah dalam mengembangkan agrikultur di Indonesia antara lain adalah sebagai berikut. Ekofarming, strategi ekofarming merupakan peningkatan sistem budidaya di sektor pertanian yang ramah lingkungan dan terintegrasi dengan kearifan lokal di setiap daerah di Indonesia. Distribusi Pupuk Secara Merata, langkah yang ditempuh dalam strategi ini adalah petani diminta menjumlahkan kebutuhan pupuk untuk kebutuhan tanamnya per hektar selama satu tahun. Dengan cara ini pemerintah akan dapat mengetahui kebutuhan pupuk selama satu tahun sehingga dapat menyediakan stok pupuk sesuai dengan kebutuhan petani. Perbaikan Irigasi, pertanian yang berhasil tidak lepas dari baiknya sistem irigasi yang diterapkan. Oleh karena itu, pemerintah mengusahakan keterjaminan ketersediaan air untuk pertanian dengan perbaikan atau pengadaan irigasi yang baik. Beberapa strategi lain yang dapat dilakukan di sektor agrikultur/pertanian adalah melakukan pembangunan dan perbaikan berbagai sarana pendukung sektor pertanian, pembukaan lahan baru sebagai tempat yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia, meningkatkan mutu sumber daya manusia yang mampu memberikan konsultasi bagi petani dalam meningkatkan produktivitasnya. Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Padamateri kali ini, para siswa SD kelas 5 akan diajak belajar bersama ibu guru Sri Wahyuni tentang Jenis-Jenis Usaha di Bidang Jasa yang tayang di SBO TV pada pukul 11.00 - 11.30 WIB.. Ada beberapa soal yang diberikan dalam materi kali ini, salah satunya berbunyi "Sebutkan jenis-jenis usaha di bidang jasa selain usaha pariwisata?".
Jawaban sebutkan jasa lingkungan dari usaha kemaritiman * * Jasa-jasa lingkungan dari usaha kemaritiman adalah *Pariwisata, Perhubungan & Kepelabuhanan, serta penampungpenetralisir limbahPenjelasan Semoga Membantu ^_^ Salam belajar Tetap Semangat ✔️ Maaf kalau salah Terima kasih
Vv5kj. 487 431 473 492 20 87 142 226 365
sebutkan jasa lingkungan dari usaha kemaritiman